Senin, 06 April 2015

I.   PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Groger johann mendel (1822-1884) adalah ilmuan yang dianggap sebagai peletak dasar prinsip-prinsip hereditas (penurunan sifat) sehingga prinsip-prinsip hereditas tersebut dengan hokum mendel dang roger johann mendel dianggap sebagai bapak benetika. Mendel telah menunjukan pewarisan sifat melalui penelitian dengan tanaman ercis (pisum sativum) sebagai bahan percobaan nya.
Mendel melakukan penelitian dengan menanam ribuan kacang ercis selama delapan tahun (1856-1863). Namun, hasil penelitiannya baru diakui setelah abad 20. Hasil penelitiannya ditulis dengan judul versuche uber pflazenhybriden (penelitian mengenai persilangan tanaman.
Tanaman ini dipilih oleh mendel karena memiliki sifat-sifat yaitu memiliki pasangan-pasanga sifat yang kontrans, melakukan aotugami (perkawinan sendiri), mudah disilangkan, mempunyai.
Mendel mengemukakan bahwa dua gen berpisah pada saat pembentukan gamet. Sel telur dan sperma hanya mempunyai satu gen untuk setiap sifat beda. Hokum mendel I atau hukum pemisahan gen yang beralel (segregasi).
1.2         Tujuan
1.         Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan hokum mendel.
2.         Menemukan nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan.
3.         Memahami pengertian dominan, resesif, genotype, dan fenotipe.



II.       TINJAUAN PUSTAKA
Hukum mendel 1 berbunyi ,”Dalam pembentukan sel gamet pasangan alel akan memisah secara bebas.” Pada perkawinan F1 (Mm) macam gamet ada M (besar) dan m (kecil) yang jumlahnya sama. Terjadinya pemisahan pada alel-alel suatu gen secara bebas dari gen yang diploid akan menjadi diploid.
Setiap individu hasil persilangan mengandung gamet dari kedua induknya (bersifat diploid=2n). missal induk jantan berwarna merah (MM) dan betina (mm) maka keturunannya memiliki gen (Mn). Pada proses pembentukan gamet, gen akan berpisah secara acak. Mm akan berpisah menjadi dua gamet, yaitu M dan m.
Mendel melakukan persilangan antara tanaman ercis biji bulat dengan tanaman ercis biji kerucut. Hasilnya keturunan F1 berupa tanaman ercis biji bulat. Kemudian dilakukan persilangan antarketurunan F1 untuk mendapatkan keturunan F2. Pada keturunan F2 didapatkan keturunan perbandingan fenotipe =3 biji bulat : 1biji keriput.
Galur muri akan menampilkan sifat-sifat dominan (alel AA) maupun sifat resesif (aa) dari suatu karakter tertentu. Bila disilangkan, F1 akan mempunya kedua macam alel (Aa) tetapi menampakan sifat dominan (apabila dominan lengkap). Sedangkan individu heterozigiot F1 menghasilkan gemet-gamet setengahnya mempunyai alel dominan A dan  setengahnya mempunyai alel resesif a. denga rekomendasi antara gemet-gamet secara rambang populasi F2 menampilkan sifat-sifat dominan dan resesif dengan nisbah yang diramalkan. Nisbah fenotipe yaitu 3 dominan (AA atau Aa): 1 resesif (aa). Nisbah genotype yaitu dominan lengkap (AA) : 2 hibrida (Aa) : 1 resesif lengkap (aa).


III. METODE PRATIKUM
3.1 Temat dan Waktu
            Pratikum ini dilaksanakan di Laboratorium Genetika Dasar dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala.p pada tanggal 25 maret 2015 pukul 08.00-10.00 WIB.
3.2  Alat dan Bahan
            Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah model gen (kancing genetika) dua warna ( merah dan biru), dan dua buah toples.
3.3 Metode Pelaksanaan Pratikum
            Adapun metode pelaksanan pratikum ini ialah model gen merah dan b iru diambil masing-massing 30 pasang atau 60 biji (30 jantan dan 30 betina). Satu pasang model gen merah dan gen biru disisihkan dalam keadaan berpasangan, ini dimisalkan individu merah dan individu biru. Pasangan gen dibuka, ini dimisalkan pemisahan gen pada pembentukan gamet, baik individu merah atau individu biru. Model gen jantan merah dan model gen betina biru digabungkan. Ini digambarkan hasil persilangan F1, keturunan individu merah dan individu biru. Model gen merah dan model gen biru dipisahkan kembali. Hal ini digambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1. Selanjutnya semua model gen jantan baik merah maupun biru dimasukan ke dalam stoples jantan dan model gen betina baik merah maupun biru ke dalam stoples betina. Dengan tanpa dilihat dan sambil diaduk/dicampur gen-gen tersebut diambil secara acak sebuah gen dari masing-masing stoples, kemudian pasangkan. Pengambilan model gen dilakukan secara terus menerus sampai habis dan hasil setiap pasangan gen yang terambil dicatat ke dalam tabel pencatatan. Bias juga dilakukan dengan diambil model gen yang terambil ke dalam stoples masing-masing untuk mendapatkan kesempatan selanjutnya terambil lagi. Percobaan serupa dilakukan untuk pengambilan 20 x, 40x, dan 60x.
IV. HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Pencatatan untuk pengambilan 20 x
No
Pasangan
Tabulasi
Jumlah
1
Merah-Merah
 IIIII
5
2
Merah-Biru
 IIIII IIIII
10
3
Biru-Biru
 IIIII
5

Tabel 2. Pencatatan untuk pengambilan 40 x
No
Pasangan
Tabulasi
Jumlah
1
Merah-Merah
 IIIII IIIII I
11
2
Merah-Biru
 IIIII IIIII IIIII III
18
3
Biru-Biru
 IIIII IIIII I
11

Tabel 3. Pencatatan untuk pengambilan 60 x
No
Pasangan
Tabulasi
Jumlah
1
Merah-Merah
 IIIII IIIII IIIII I
16
2
Merah-Biru
 IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII III
28
3
Biru-Biru
 IIIII IIIII IIIII I
16

Tabel 4. Perbandinga/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 20 x.
No
Fenotipe
Pengamatan (Observasi =0)
Harapan (Expected)
Deviasi (O-E)
1
Merah
15
15 --- 3/4 X 20
0
2
Biru
5
5 -- 1/4 X 20
0
3
Total
20
20
0


Tabel 5. Perbandinga/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 40 x.
No
Fenotipe
Pengamatan (Observasi =0)
Harapan (Expected)
Deviasi (O-E)
1
Merah
29
30 --- 3/4 X 40
-1
2
Biru
11
10 -- 1/4 X 40
1
3
Total
40
40
0

Tabel 6. Perbandinga/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 60 x.
No
Fenotipe
Pengamatan (Observasi =0)
Harapan (Expected)
Deviasi (O-E)
1
Merah
44
45 --- 3/4 X 60
-1
2
Biru
16
15 -- 1/4 X 60
1
3
Total
60
60
0

4.2 Pembahasan
            Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan kancing genetika dengan dua perbedaan pada warna yaitu kancing gen berwarna biru dan kancing gen berwarna merah. Setelah dilakukan pemilhan secara acak dari dalam stoples, mulai dari pengambilan 20x, 40x, dan 60x dengan perbandingan 1:2:1.
Pengambilan pertama dilakukan 20x secara acak, didapatkan jumlah tabulasi dengan pasangan merah-merah dengan humlah 5 pasang, dan merah-biru 10 pasang, dan yang terakhir pasangan biru-biru dengan jumlah 5 pasang.
Selanjutnya pengambilan kedua dengan mengambil 40x secara acak, didapatkan jumlah tabulasi dengan pasangan merah-merah 11 pasang, pasangan merah-biru 18 pasang, dan pasangan biru-biru 11 pasang.
Dan yang terakhir pengambilan kancing genetika secara acak dilakukan dengan mengambil 60 x. didapatkan jumlah tabulasi dengan pasangan merah-merah 16 pasang, pasangan merah-biru 28 pasang, dan pasangan biru-biru 16 pasang.
Setelah hasil tabulasi, didapatkan jumlahnya dari setiap pasang kancing genetika yang dilakukan mulai dari 20x, 40x, dan 60x, maka setiap fenotipe yaitu merah-biru perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi(O) dan nisbah harapan/teoritis/expected (E) untuk mendapatkan deviasi (O-E), artinya pengamatan harapan.
Untuk pengambilan 20x, didapatkan bahwa fenotipe merah memiliki jumlah 15 dalam observasi (O) dan memiliki harapan (E) dengan jumlah 15, sehingga didapatkan deviasinya yaitu 0. Selanjutnya untuk fenotipe biru, memiliki observasi yang berjumlah 5, dan memiliki harapan dengan jumlah 5, sehingga deviasi jugaberjumlah 0. Total keseluruhan adalah observasi berjumlah 20, harapan 20, dan deviasi total berjumlah 0.
Untuk pengambilan 40 x, didapatkan bahwa fenotipe merah memiliki jumlah 29 dalam observasi dan memiliki harapan dengan jumlah 30, sehingga hasil deviasinya adalah -1. Kemudian untuk fenotipe biru, memiliki observasi yang berjumlah 11  dan memiliki harapan 10, sehingga hasil deviasinya adalah 1. Total keseluruhan adalah observasi berjumlah 40, harapan berjumlah 40, dan total deviasi berjumlah 0
Untuk pengambilan 60 x, didapatkan bahwa fenotipe merah memiliki jumlah 44 dalam observasi dan memiliki harapan dengan jumlah 45, sehingga hasil deviasinya -1. Selanjutnya untuk fenotipe biru, memiliki observasi yang berjumlah 16  dan memiliki harapan 15, sehingga hasil deviasinya 1. Total keseluruhannya adalah observasi berjumlah 60, total harapan berjumlah 60, dan total deviasinya adalah 0.

V. KESIMPULAN

1.    pada waktu pembentukan gamet-gamet, gen-gen yang menentukan suatu sifat  mengalami segregasi (pemisahan) sehingga setiap gamet hanya menerima sebuah gen saja.
2.    Gen memiliki bentuk alternative yang mengatur variasi pada karakter keturunannya. Setiap individu membawa sepasang gen, baik dari tetua jantan maupun betina. Sepasang gen yang memiliki dua alel yang berbeda, alel dominan akan selalu nampak dari luarnya secara visual, sedangkan alel resesif tidak nampak tetapi akan diwariskan pada gamet yang dibentuknya.
3.    Genotip adalah komposisi atau sifat yang tak tampak. Fenotip adalah sifat yang tampak pada keturunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar