I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Groger johann mendel (1822-1884) adalah ilmuan yang dianggap
sebagai peletak dasar prinsip-prinsip hereditas (penurunan sifat) sehingga
prinsip-prinsip hereditas tersebut dengan hokum mendel dang roger johann mendel
dianggap sebagai bapak benetika. Mendel telah menunjukan pewarisan sifat
melalui penelitian dengan tanaman ercis (pisum sativum) sebagai bahan
percobaan nya.
Mendel melakukan penelitian dengan menanam ribuan kacang ercis
selama delapan tahun (1856-1863). Namun, hasil penelitiannya baru diakui
setelah abad 20. Hasil penelitiannya ditulis dengan judul versuche uber
pflazenhybriden (penelitian mengenai persilangan tanaman.
Tanaman ini dipilih oleh mendel karena memiliki sifat-sifat yaitu
memiliki pasangan-pasanga sifat yang kontrans, melakukan aotugami (perkawinan
sendiri), mudah disilangkan, mempunyai.
Mendel mengemukakan bahwa dua gen berpisah pada saat pembentukan
gamet. Sel telur dan sperma hanya mempunyai satu gen untuk setiap sifat beda.
Hokum mendel I atau hukum pemisahan gen yang beralel (segregasi).
1.2
Tujuan
1.
Mencari
angka-angka perbandingan sesuai dengan hokum mendel.
2.
Menemukan
nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan.
3.
Memahami
pengertian dominan, resesif, genotype, dan fenotipe.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Hukum mendel 1 berbunyi ,”Dalam pembentukan sel gamet pasangan alel
akan memisah secara bebas.” Pada perkawinan F1 (Mm) macam gamet ada M (besar)
dan m (kecil) yang jumlahnya sama. Terjadinya pemisahan pada alel-alel suatu
gen secara bebas dari gen yang diploid akan menjadi diploid.
Setiap individu hasil persilangan mengandung gamet dari kedua
induknya (bersifat diploid=2n). missal induk jantan berwarna merah (MM) dan
betina (mm) maka keturunannya memiliki gen (Mn). Pada proses pembentukan gamet,
gen akan berpisah secara acak. Mm akan berpisah menjadi dua gamet, yaitu M dan
m.
Mendel melakukan persilangan antara tanaman ercis biji bulat dengan
tanaman ercis biji kerucut. Hasilnya keturunan F1 berupa tanaman ercis biji
bulat. Kemudian dilakukan persilangan antarketurunan F1 untuk mendapatkan
keturunan F2. Pada keturunan F2 didapatkan keturunan perbandingan fenotipe =3
biji bulat : 1biji keriput.
Galur muri akan menampilkan sifat-sifat dominan (alel AA) maupun
sifat resesif (aa) dari suatu karakter tertentu. Bila disilangkan, F1 akan
mempunya kedua macam alel (Aa) tetapi menampakan sifat dominan (apabila dominan
lengkap). Sedangkan individu heterozigiot F1 menghasilkan gemet-gamet
setengahnya mempunyai alel dominan A dan
setengahnya mempunyai alel resesif a. denga rekomendasi antara
gemet-gamet secara rambang populasi F2 menampilkan sifat-sifat dominan dan
resesif dengan nisbah yang diramalkan. Nisbah fenotipe yaitu 3 dominan (AA atau
Aa): 1 resesif (aa). Nisbah genotype yaitu dominan lengkap (AA) : 2 hibrida
(Aa) : 1 resesif lengkap (aa).
III. METODE PRATIKUM
3.1 Temat dan Waktu
Pratikum ini
dilaksanakan di Laboratorium Genetika Dasar dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas
Pertanian, Universitas Syiah Kuala.p pada tanggal 25 maret 2015 pukul
08.00-10.00 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang
digunakan dalam pratikum ini adalah model gen (kancing genetika) dua warna (
merah dan biru), dan dua buah toples.
3.3 Metode Pelaksanaan Pratikum
Adapun metode
pelaksanan pratikum ini ialah model gen merah dan b iru diambil masing-massing
30 pasang atau 60 biji (30 jantan dan 30 betina). Satu pasang model gen merah
dan gen biru disisihkan dalam keadaan berpasangan, ini dimisalkan individu
merah dan individu biru. Pasangan gen dibuka, ini dimisalkan pemisahan gen pada
pembentukan gamet, baik individu merah atau individu biru. Model gen jantan
merah dan model gen betina biru digabungkan. Ini digambarkan hasil persilangan
F1, keturunan individu merah dan individu biru. Model gen merah dan model gen
biru dipisahkan kembali. Hal ini digambarkan pemisahan gen pada pembentukan
gamet F1. Selanjutnya semua model gen jantan baik merah maupun biru dimasukan
ke dalam stoples jantan dan model gen betina baik merah maupun biru ke dalam
stoples betina. Dengan tanpa dilihat dan sambil diaduk/dicampur gen-gen tersebut
diambil secara acak sebuah gen dari masing-masing stoples, kemudian pasangkan.
Pengambilan model gen dilakukan secara terus menerus sampai habis dan hasil
setiap pasangan gen yang terambil dicatat ke dalam tabel pencatatan. Bias juga
dilakukan dengan diambil model gen yang terambil ke dalam stoples masing-masing
untuk mendapatkan kesempatan selanjutnya terambil lagi. Percobaan serupa
dilakukan untuk pengambilan 20 x, 40x, dan 60x.
IV. HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Pencatatan untuk pengambilan 20 x
No
|
Pasangan
|
Tabulasi
|
Jumlah
|
1
|
Merah-Merah
|
IIIII
|
5
|
2
|
Merah-Biru
|
IIIII IIIII
|
10
|
3
|
Biru-Biru
|
IIIII
|
5
|
Tabel 2. Pencatatan untuk pengambilan 40 x
No
|
Pasangan
|
Tabulasi
|
Jumlah
|
1
|
Merah-Merah
|
IIIII IIIII I
|
11
|
2
|
Merah-Biru
|
IIIII IIIII IIIII III
|
18
|
3
|
Biru-Biru
|
IIIII IIIII I
|
11
|
Tabel 3. Pencatatan untuk pengambilan 60 x
No
|
Pasangan
|
Tabulasi
|
Jumlah
|
1
|
Merah-Merah
|
IIIII IIIII IIIII I
|
16
|
2
|
Merah-Biru
|
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII III
|
28
|
3
|
Biru-Biru
|
IIIII IIIII IIIII I
|
16
|
Tabel 4. Perbandinga/nisbah
fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah harapan/teoritis/expected (E)
untuk pengambilan 20 x.
No
|
Fenotipe
|
Pengamatan (Observasi =0)
|
Harapan (Expected)
|
Deviasi (O-E)
|
1
|
Merah
|
15
|
15 --- 3/4 X 20
|
0
|
2
|
Biru
|
5
|
5 -- 1/4 X 20
|
0
|
3
|
Total
|
20
|
20
|
0
|
Tabel 5.
Perbandinga/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah
harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 40 x.
No
|
Fenotipe
|
Pengamatan (Observasi =0)
|
Harapan (Expected)
|
Deviasi (O-E)
|
1
|
Merah
|
29
|
30 --- 3/4 X 40
|
-1
|
2
|
Biru
|
11
|
10 -- 1/4 X 40
|
1
|
3
|
Total
|
40
|
40
|
0
|
Tabel 6.
Perbandinga/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah
harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 60 x.
No
|
Fenotipe
|
Pengamatan (Observasi =0)
|
Harapan (Expected)
|
Deviasi (O-E)
|
1
|
Merah
|
44
|
45 --- 3/4 X 60
|
-1
|
2
|
Biru
|
16
|
15 -- 1/4 X 60
|
1
|
3
|
Total
|
60
|
60
|
0
|
4.2
Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan
kancing genetika dengan dua perbedaan pada warna yaitu kancing gen berwarna
biru dan kancing gen berwarna merah. Setelah dilakukan pemilhan secara acak
dari dalam stoples, mulai dari pengambilan 20x, 40x, dan 60x dengan
perbandingan 1:2:1.
Pengambilan pertama dilakukan 20x secara acak, didapatkan jumlah
tabulasi dengan pasangan merah-merah dengan humlah 5 pasang, dan merah-biru 10
pasang, dan yang terakhir pasangan biru-biru dengan jumlah 5 pasang.
Selanjutnya pengambilan kedua dengan mengambil 40x secara acak,
didapatkan jumlah tabulasi dengan pasangan merah-merah 11 pasang, pasangan
merah-biru 18 pasang, dan pasangan biru-biru 11 pasang.
Dan yang terakhir pengambilan kancing genetika secara acak
dilakukan dengan mengambil 60 x. didapatkan jumlah tabulasi dengan pasangan
merah-merah 16 pasang, pasangan merah-biru 28 pasang, dan pasangan biru-biru 16
pasang.
Setelah hasil tabulasi, didapatkan jumlahnya dari setiap pasang
kancing genetika yang dilakukan mulai dari 20x, 40x, dan 60x, maka setiap
fenotipe yaitu merah-biru perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi(O)
dan nisbah harapan/teoritis/expected (E) untuk mendapatkan deviasi (O-E),
artinya pengamatan harapan.
Untuk pengambilan 20x, didapatkan bahwa fenotipe merah memiliki
jumlah 15 dalam observasi (O) dan memiliki harapan (E) dengan jumlah 15,
sehingga didapatkan deviasinya yaitu 0. Selanjutnya untuk fenotipe biru,
memiliki observasi yang berjumlah 5, dan memiliki harapan dengan jumlah 5,
sehingga deviasi jugaberjumlah 0. Total keseluruhan adalah observasi
berjumlah 20, harapan 20, dan deviasi total berjumlah 0.
Untuk pengambilan 40 x, didapatkan
bahwa fenotipe merah memiliki jumlah 29 dalam observasi dan memiliki
harapan dengan jumlah 30, sehingga hasil deviasinya adalah -1. Kemudian
untuk fenotipe biru, memiliki observasi yang berjumlah 11 dan
memiliki harapan 10, sehingga hasil deviasinya adalah 1. Total keseluruhan
adalah observasi berjumlah 40, harapan berjumlah 40, dan total deviasi
berjumlah 0
Untuk pengambilan 60 x, didapatkan
bahwa fenotipe merah memiliki jumlah 44 dalam observasi dan memiliki
harapan dengan jumlah 45, sehingga hasil deviasinya -1. Selanjutnya untuk
fenotipe biru, memiliki observasi yang berjumlah 16 dan
memiliki harapan 15, sehingga hasil deviasinya 1. Total keseluruhannya
adalah observasi berjumlah 60, total harapan berjumlah 60, dan total deviasinya
adalah 0.
V. KESIMPULAN
1.
pada
waktu pembentukan gamet-gamet, gen-gen yang menentukan suatu sifat mengalami segregasi (pemisahan) sehingga
setiap gamet hanya menerima sebuah gen saja.
2.
Gen memiliki bentuk alternative yang mengatur variasi pada
karakter keturunannya. Setiap individu membawa sepasang gen, baik dari tetua
jantan maupun betina. Sepasang gen yang memiliki dua alel yang berbeda, alel
dominan akan selalu nampak dari luarnya secara visual, sedangkan alel resesif
tidak nampak tetapi akan diwariskan pada gamet yang dibentuknya.
3.
Genotip adalah komposisi atau sifat yang tak tampak. Fenotip
adalah sifat yang tampak pada keturunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar